Resume Berbagi pengalaman Menulis buku motivasi &
Kepimpinan
Pertemuan ke 17 belajar menulis gelombang ke 8 bersama om
jay PGRI
Oleh Rasita.
Pada hari Kamis pukul 13.00 – 15.00 materi dimulai dalam
pembelajaran yang di pandu oleh Om jaya dan nara sumbernya Amir Faisal, beliaua
adalah seorang trainer sekali gus motivator nasional. Beliau banyak menulis
buku, kita bisa membaca di blognya: http://www.spritualquantum.com/about/.
Beliau ini bukan pendidik tapi beliau senang menulis buku sehingga bukunya
banyak laris di pasar.
Ada beberapa pengalaman menulis bapak Amir Faisal yakni:
Peta tidak
sama dengan wilayah, atau Map is not the territory adalah presupposition dasar
dalam memahami dan menjalankan tool serta terapi-terapi dalam NLP (Neuro
Linguistic programming). Tanpa pemahaman presupposisi ini dengan benar,niscaya
tidak bisa menerapkan NLP dalam kehidupan kita.
Terjadinya gap antara peta dan wilayah ini
dikarenakan ada kekurang akuratan dalam memahami realitas ataupun stimulus yang
masuk kedalam (peta) pikiran seseorang. Ketika seseorang berfikir, yang
tergambar dalam otaknya, bukan realitas sebenarnya, melainkan gambar yang ada
di peta mentalnya. Atau bisa disebut , pikiran termanipulasi oleh peta mental
kita ( lihat bab1 subbab : Terjadinya Inside Out Conflict)
Orang mempunyai segala sumber ( dalam diri
mereka sendiri) yang mereka butuhkan.
Sumber yang dimaksud disini adalah : skill,
kondisi, kualitas serta atribut yang dimiliki oleh seseorang, misalnya hasrat
yang besar, keberanian dan kepercayaan diri, impian ataupun obsesi hidup.
Walaupun bukan berarti setiap orang bisa
mendapatkan apa saja yang diinginkan, tetapi pengalaman hidup seseorang –
persepsi, respon dan tindakan – membentuk landasan mental dan bahkan
sumber-sumber fisik kita, yang jauh lebih penting.
Jika seseorang bisa melakukan sesuatu, orang
lain bisa belajar untuk melakukannya.
Fakta menunjukkan bahwa pengalaman seseorang
mempunyai struktur yang berujud peta mental, dimana peta mental ini nanti akan
menghasilkan produk mental yang berupa respon dalam menjawab sejumlah masalah
dan tantangan yang dihadapi. Bahkan kitapun dapat memanfaatkan peta mental
orang lain untuk kita jadikan model.
Presupposition pengusaha bengkel diatas menunjukkan
sebuah produk mental dari pengalamannya sendiri sekaligus menggunakan model
pengalaman orang lain (mantan bossnya) yang kemudian menghasilkan kesuksesan
hidup bagi dirinya sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa kesusuksesan itu
adalah semacam anugerah khusus atau hak bagi orang yang mempunyai talenta
tertentu. Padahal kenyataannya, bahwa setiap orang mempunyai talenta tertentu,
dimana setiap talenta mempunyai struktur dan urutan perilaku. Masalahnya adalah
bagaimana caranya memanfaatkan semua pengalaman-pengalaman itu. Selain itu talenta
orang lainpun ternyata dengan mudah bisa dipelajari. Misalnya karisma seseorang
ketika berbicara di depan publik. Intonasi, caranya mengambil jeda, pandangan
mata ketika menyapu para hadirin maupun trik-trik yang dilakukan.
Setiap orang sudah berfungsi dengan sempurna
Banyak orang berfikir, jika tidak bisa melakukan
sesuatu yang diinginkan, itu pertanda ketidakmampuan, kekurangan, atau cacat.
NLP beranggapan, taka da seorangpun di dunia ini yang tidak mampu, kurang atau
cacat atau bahkan sial. Setiap orang itu tercipta dengan sempurna dan berfungsi
dengan sempurna. Jika seseorang melakukan kesalahan ataupun bahkan tersesat
mengikuti petunjuk arah, NLP justru menganggap dia telah melakukan secara
sempurna dalam hal menemukan jalur yang berbeda ( dari yang diikuti oleh orang
pada umumnya). Perbedaan cara berfikir ini diperlukan untuk menguji strategi
dan keyakinan agar nantinya menjadi lebih efektif. Penilaian diri yang positip,
dalam NLP, dipegang sebagai hal yang konstan bersama pembedaan antara orang dan
yang dilakukannya.
Orang yang paling fleksible yang akan
mempunyai kesempatan terbanyak untuk meraih apa yang diinginkan
Sikap fleksibel akan memberi kita mempunyai lebih
banyak pilihan. Solusi yang kita miliki untuk suatu masalah mungkin memang
tepat dalam konteks, lingkungan atau budaya tertentu, tetapi tidak selalu
efektif dalam situasi lainnya. Padahal situasi selalu berubah. Kita tidak bisa
lagi sekedar mengulang apa yang sudah kita lakukan sebelumnya. Semakin kompleks
sistemnya, akan semakin banyak fleksibilitas yang diperlukan.
Jika terus melakukan apa yang
yang kita lakukan sekarang, maka kita akan mendapat hasil
yang sama dengan yang kita dapatkan sekarang.
Untuk mencapai kesuksesan tidak hanya diperlukan
sikap persistence, ketekunan, keuletan, ketelatenan dan kemauan
untuk mengulangi lagi, melainkan juga berusaha membuat variasi dalam melakukan
tindakan terhadap kegagalan sampai mendapatkan metode yang cocok. Ibaratnya
memasukkan mur ke dalam baut, sekali tidak cocok ukurannya, walaupun dipaksakan
sekeras apapun tetap tidak akan berhasil.
Banyak orang yang sudah merasa berusaha
sekeras-kerasnya. Mereka sudah hampir putus asa, semua sumber daya telah
dikerahkan sepenuhnya, tetapi tidak didapatkan hasil yang memadai. Jangankan
melakukan lompatan, untuk mendapatkan hasil yang lebih bernilai dibanding dari
sumber yang dikerahkanpun terasa sulit. Maka dalam hal ini yang harus
dievaluasi adalah, apakah strategi, metode yang diterapkan sudah tepat. Atau
bahkan pendekatan, pola pikir dan paradigmanya yang dipakai untuk menilai
masalah, barangkali yang harus diubah. Albert Einstein pernah berkata, ”Hanya
orang gila yang menginginkan perubahan, tetapi setiap hari ia melakukan hal
yang sama”.
Tidak ada hal yang dianggap sebagai kegagalan,
melainkan hanya menemukan umpan balik (feedback) dan
catatan identifikasi masalah.
Sebenarnya manusia tidak mempunyai konsep
kegagalan. Kegagalan hanya bisa terjadi jika seseorang enggan untuk mengalami
ketidaknyamanan akibat ketidaksuksesan yang dialaminya pada masa yang lalu,
yang berakibat tidak mau mengulangi lagi.
Sepanjang orang berani mengulang lagi kegagalannya,
sambil belajar dari kesalahan – untuk tidak terperosok pada lobang yang sama –
maka kegagalan itu justru akan menjadi umpan balik, sebagaimana yang dialami
oleh Thomas Alfa Edison. Semakin bayak mengalami ketidaksuksesaan, akan semakin
banyak memiliki identifikasi masalah..
Orang yang mempunyai sikap positip terhadap
sejumlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya akan terdorong untuk melakukan
tindakan-tindakan yang tepat untuk belajar dan memperbaiki kesalahan. Maka
dalam hal ini justru kegagalan yang dialaminya akan menjadi umpan balik yang
sangat berharga.
Tidak terjadi kesalahan, melainkan menemukan
versi yang berbeda dari yang secara umum digunakan
Seseorang yang tidak mau terjebak kemacetan, maka
ia berusaha berbelok kekanan ataupun ke kekiri ketika terliha ada jalan pintas.
Para penemu seringkali secara tidak sengaja mendapatkan penemuannya justru
ketika berani mencoba sesuatu yang tidak lazim dilakukan.
Para pioneer perubahan pada umumnya gagasan-gagasan
hebatnya yang bisa memacu transformasi ditentang oleh masyarakat di
lingkungannya.
Jika seseorang bisa melakukan sesuatu, orang
lain bisa belajar untuk melakukannya.
Fakta menunjukkan bahwa pengalaman seseorang
mempunyai struktur yang berujud peta mental, dimana peta mental ini nanti akan
menghasilkan produk mental yang berupa respon dalam menjawab sejumlah masalah
dan tantangan yang dihadapi. Bahkan kitapun dapat memanfaatkan peta mental
orang lain untuk kita jadikan model.
Presupposition pengusaha bengkel diatas menunjukkan
sebuah produk mental dari pengalamannya sendiri sekaligus menggunakan model
pengalaman orang lain (mantan bossnya) yang kemudian menghasilkan kesuksesan
hidup bagi dirinya sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa kesusuksesan itu
adalah semacam anugerah khusus atau hak bagi orang yang mempunyai talenta
tertentu. Padahal kenyataannya, bahwa setiap orang mempunyai talenta tertentu,
dimana setiap talenta mempunyai struktur dan urutan perilaku. Masalahnya adalah
bagaimana caranya memanfaatkan semua pengalaman-pengalaman itu. Selain itu
talenta orang lainpun ternyata dengan mudah bisa dipelajari. Misalnya karisma
seseorang ketika berbicara di depan publik. Intonasi, caranya mengambil jeda,
pandangan mata ketika menyapu para hadirin maupun trik-trik yang dilakukan.
Orang tidak dapat tidak berkomunikasi
Setiap hari kita tidak mungkin untuk tidak
melakukan komunikasi – sekurang-kurangnya komunikasi non verbal ataupun dengan
diri kita sendiri. Bahkan kita bisa memengaruhi orang saat kita secara fisik
tidak berada di tempat orang itu. Sebagai contoh, coba pikirkan tentang orang
yang tidak menyenangkan ataupun kolega yang menyulitkan. Kemudian rasakan
bagaimana perasaan dan pemikiran ini diam-diam memengaruhi perilaku kita
terhadap mereka. Sebaliknya, coba rasakan dan pikirkan perasaan dan respon
positip kita terhadap orang yang tidak ada di tempat.
Dalam beberapa proses ( khususnya yang kita proses
melalui inderawi visual, auditorial dan kinestetikal) yang terungkap pada orang
lain melalui mata, suara, sikap dan gerak tubuh kita, akan memengaruhi orang
lain serta berdampak pada orang lain, bahkan saat kita memilih menghindari
komunikasi langsung dengan kata-kata.
Makna dari komunikasi adalah respon yang kita
dapatkan
Makna sejati dari pesan adalah apa yang pada
kenyataannya diterima oleh pihak lain. Orang akan merespon atas apa yang mereka
pikir Anda maksudkan. Itu bisa menjadi interpretasi akurat atas makna yang Anda
maksudkan, mungkin juga tidak.
Kebanyakan komunikasi termuat dalam aspek non
verbal, terutama komunikasi tentang, atau melibatkan, derajat tertentu dari
perasaan atau emosi. Oleh karenanya jika ingin berkomunikasi secara efektif,
kita harus terus menerus sadar akan respons pihak lain terhadap apa yang kita
katakana (verbal maupun non verbal) dan menyesuaikan komunikasi kita – bukannya
menganggap mereka akan otomatis memahami apa yang kita maksudkan agar mereka
pahami.
Terdapat puluhan anggapan dasar-anggapan
dasar (pre-supposition) dalam NLP yang bisa dijadikan “model pola
pikir”. Tetapi dalam artikel ini hanya dikutip sebagian saja.
Modelling Memanfaatkan Neurological
Levels (NLL).
Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa
NLL terdiri dari beberapa level, yang mengacu pada sistem proses pengalaman neurologis
orang yang bersangkutan. Oleh karena dalam memodel sang Mentor disesuaikan
level-level tersebut, yaitu sebagai berikut :
Level lingkungan :
Mengobservasi bagaimana, kapan, dan dimana skill sang Mentor ditunjukkan. Peran
seperti apa yang hendak diduplikasi. Jika ada kendala dalam konteks sang Model
mengalami kesulitan, deskripsikan seperti apa adanya.
Level Perilaku : Temukan apa
yang benar-benar dilakukan oleh sang Mentor saat ia berada di lingkungan
spesifik seperti yang sudah di identifikasikan diatas. Sambil mengobservasi
perilaku yang ditunjukkan, minta sang Mentor untuk mengingat-ingat apa yang ia
lakukan atau ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam atas apa yang terjadi.
Level Kapabilitas : Temukan
proses pikiran yang melatarbelakangi perilaku itu sehingga sang Mentor bisa
mendapatkan skill tersebut. Strategi-startegi yang digunakan. Tahap ini
merupakan inti dari modelling.
Level Keyakinan : Temukan
informasi tentang sesuatu yang memotivasi, ataupun yang menjadi passion sang
Mentor, sehingga memiliki perilaku dan mendapatkan skill mereka. Dengan cara
ini kita bisa mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang
penting bagi mereka.
Level identitas : Temukan
perasaan self sang Mentor dan bagaimana perasaan itu memengaruhi keyakinan dan
juga nilai-nilai mereka. Dengan demikian kita bisa mengenali dan memahami apa
yang memengaruhi perilaku serta proses pemikiran dan perasaan mereka.
Level Spiritual : Temukan
keterhubungan perilaku sang Mentor dengan sesuatu dalam sistem yang lebih
besar, lebih tinggi dan lebih agung, dimana mereka merasa sebagai bagiannya.
ternyata pengalaman beliau luar biasa,beliau juga
membahas tentang :
Seperti apakah pikiran yang termanipulasi?
Pikiran Anda termanipulasi jika :
·
Gagasan-gagasan Anda tidak realistis
·
Kurang kaya sumber inspirasi, bahkan sering blank
atau buntu
·
Akibatnya sering menghadapi hambatan dan kesulitan
dalam mengambil keputusan
·
Tidak kreatif
·
Sulit berubah dan bertumbuh. Dari dulu cuman
begitu-begitu aja
·
Tidak memiliki kemajuan yang berarti dalam
mempelajari sesuatu
Mari kita bertanya dengan diri kita
sendiri, apakah pikiran kita termanipulasi. Jika jawaban tidak berate Alhamdulillah
kalau jawabannya yam aka apa yang harus kita lakukan, maka jawaban yang tepat
mari kita belajar setiap hari karena lewat nbelajarlah kita banyak mendapat
ilmu dan pengalaman
Mari kita manfaatkan waktu santai
kita untuk menulis dan belajar.
mohon komentarnya ya
ReplyDeleteBagus bu.. Lengkap..
ReplyDelete