Wednesday, April 22, 2020

Menulis dan Menerbit Buku

Resume Pertemuan ke 14 : Menulis dan Menerbit Buku di Penerbit Andi Yokyakarta

Oleh Rasita

Bersama Nara sumber Edi S. Mulya,S.Si.M,T bekerja di CV, Singkat sebagai Publishing Consultant Andi Publisher.

Pada Hari Rabu, 22 April 2020 pukul 19.21, ini kata om jay bahwa materi nanti malam akan di sampaikan oleh pak Edi S. Mulyana, om jay memberi kepercayaan pada Mr, Bams untuk memimpin jalannya perkuliahan. Materi di mulai yang di pimpin oleh Mr Bams, Mr Bams mempersilakan nara sumber untuk memulai materinya.

Kata pak Edi, setiap penerbit telah di percayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penananda setiap penerbit, dan dinaungi IKAPI sebagai lembaga yang di tunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit diluar penerbit kampus.  Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.

Kita Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya.

Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajaki apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan atau belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya.

Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat.

Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet2 nya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasa. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya

Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit

Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk mempengaruhi penerbit.

Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gamblang dalam membiayai penerbitannya dengan risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.

Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.

Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul-betul mempunyai manfaat pada pembaca. Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup  bagus. Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik  akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis.

 Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya. Poposal buku akan semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut.

Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya. Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama.

Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbit.

Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.  Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi.

Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan.

Harga buku yang menarik, akan cukup memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya.

Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku.

Tipikan pembaca buku di indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran.  Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya.

Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best seller di Indonesia,terkadang karena karunia semata, jadi jangan takut menawarkan tulisan kita kepenerbit, karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan bukunya. Hanya pengalaman, dan instuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.

Contoh yang menjadi prioritas pertama dalam menulis buku adalah : Peristiwa, hal ini tidak sengaja menemukan tulisan tentang virus, saat corona di Wuhan bulan Desember 2019 dan januari 2020,  ada penulis kami yang telah melakukan riset tersebut. Dan buku kami yang best seller saat ini adalah buku Covid-19, walaupun tulisannya kualitasnya belum begitu sempurna.

Buku Laskar Pelangi, adalah buku terlaris di Indonesia, timing yang tepa t saat itu adalah adanya muktamar Muhammadiyah, dan buku itu meledak luar biasa dari mulut kemulut  awalnya, word of mout, ingat Muhammadiyah umat yang luar biasa, inilah awal targetnya buku ini.

Demikianlah rangkuman materi saya mala mini, semoga saya bisa menjadi penulis yang baik dan bukunya nanti bisa di terbitkan.
Terima kasih juga pada nara sumber pak Edi, Om Jay dan Mr Bams sebagai pembimbing 

8 comments: