Monday, April 25, 2022

RESEP SUKSES PMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

RESEP SUKSES MENGAJAR Resep sukses terapkan Pembelajaran berdiferensiasi 


Guru yang menjadi wali kelas atau guru yang mengajar banyak rombel selalu punya pertanyaan yang sama. Bagaimana mengakomodir kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda?Jawabannya adalah pembelajaran berdiferensiasi. 


Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu sadar bahwa pembelajaran dikelasnya harus berpihak pada siswa. Ini berarti ada beberapa kesalahan guru yang tidak perlu lagi terjadi. 

Apa saja kesalahan guru dalam mengajar


1. Tujuan pembelajaran yang tidak jelas. Guru tidak punya acuan dan tahapan dalam kurikulum (scope and sequences). Guru cenderung mengajar sesuai yang ada di buku teks saja. 

2. Guru menggunakan pendekatan satu untuk semua. Artinya guru tidak menggunakan alternatif pada sumber mengajar, cara mengajar, penugasan dan cara menilai siswanya. 

3. Pembelajarannya monoton. Siswa tidak dibuat tertarik. Guru sibuk membuat siswa antusias namun terlewat untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna. 

4. Guru masih sibuk mengelola kelasnya. Tingkah siswa masih menjadi masalah buat dirinya. Jika ingin menerapkan strategi/pendekatan pembelajaran yang baru hal yang ada di pikirannya masih mengenai apakah muridnya bisa diatur perilakunya atau tidak.

5. Guru sibuk menilai dengan cara penilaian sumatif saja. Kalaupun ada penilaian tengah semester hakikatnya tetap penilaian sumatif. Guru belum menganggap bahwa proses pembelajaran yang ia lakukan perlu dicek dan dinilai dengan penilaian jenis formatif.  


Pembelajaran berdiferensiasi bisa menjadi solusi dalam membuat guru makin bersemangat mengajar dan siswa merasa dihargai. Sebelum solusi ini diterapkan maka aspek nomor 4 yaitu pengelolaan kelas harus sudah dimatangkan oleh guru. 


Apa saja yang bisa didiferensiasikan ole guru dikelas agar siswa makin semangat belajar? Berikut ini adalah 3 prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan contohnya penerapannya. 


1. Konten pembelajaran. Guru menyediakan tiga jenis pekerjaan. Tipe mudah, Tipe sedang dan Tipe sulit. Di awal guru boleh melakukan diagnostik test. Dari hasilnya guru akan membagi siswa menjadi tiga kelompok. Dengan demikian guru bisa fokus pada siswa yang ada di level bawah. Sambil terus mengawasi dua kelompok lainnya. 

2. Proses pembelajaran. Guru membuat semacam menu pembelajaran. Ada menu wajib dan ada menu pilihan. Menu wajib cukup dua tugas dan menu pilihan boleh tiga pilihan berbeda. Dalam tugas pilihan guru membuat perintah penugasan yang beragam. Dengan cara guru memperhitungkan kesiapan, minat dan gaya belajar siswa. 

3. Produk pembelajaran. Bukan saatnya lagi guru hanya meminta bukti bahwa siswa paham hanya dengan mengerjakan LKS saja. Guru membuat rubrik yang berisi kriteria infomasi apa yang ia inginkan muridnya sampaikan diakhir bab pembelajaran. Minta siswa menyampaikan hasil pembelajaran dengan cara membuat video singkat, slideshow ppt/canva. poster digital dan banyak lagi produk kekinian yang siswa sukai. 


Cara diatas berlaku bagi guru yang mengajar di satu kelas atau kelas yang banyak (guru bidang studi). RPP nya pun tetap sama hanya saja guru benar benar fokus dalam memperhitungkan profil belajar siswa, kesiapan dan minat siswa. Dalam proses identifikasinya guru bisa meminta siswa mengerjakan test, survey atau secara simple minta mereka bercerita mengenai apa hal yang ia suka dan tidak suka. Boleh juga guru meminta cerita dari guru sebelumnya agar mendapatkan gambaran yang jelas. 


Pembelajaran berdiferensiasi ini bisa digunakan dari TK/PAUD, SD, SMP sampai SMA/SMK. Dikarenakan semua siswa berhak mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian belajarnya (teaching at the right level). Ibaratnya guru berlaku seperti seorang koki yang mengatur dan memastikan bahwa masakan yang dimasak cocok bagi lidah pelanggan. 


Selamat menjadi guru merdeka yang mengajar dengan kreatif.

#kurikulum #kurikulumparadigmabaru #kurikulum2022  #gurupenggerak #sekolahpenggerak #kurikulummerdeka

5 cara sukses sekolah merancang kurikulumnya sendiri di era merdeka belajar..........






Siapakah anda yang sedang membaca tulisan ini? 

sudah berapa lama anda menjadi pendidik? 

berapa jenis kurikulum yang anda lalui?

 jika anda pernah mengajar dengan pendekatan CBSA, KBK, KTSP, Kurikulum 2013 dan terakhir adalah kurikulum darurat .


Saat ini gencar2nyaa kurikulum Merdeka...😄


Selamat anda adalah manusia segala jaman. Nah gelar anda akan bertambah lagi dengan adanya Kurikulum merdeka 


Kurikulum adalah belahan jiwa bagi seorang guru. Sedihnya perlakuan guru terhadap kurikulum seperti kekasih yang tidak disayang dan diperhatikan.


 Diserahkannya kurikulum itu pada buku paket atau diserahkan pada penilaian orang katanya begini dan katanya begitu. 


Kurikulum juga sering disalah artikan sebagai semata hanya RPP atau saat ini disebut modul ajar. Padahal RPP/modul ajar  adalah turunannya. 

RPP atau modul ajar adalah skenario dari kurikulum yang sudah dipetakan dan ditafsirkan. 


Sebenarnya dengan perubahan terus menerus pada kurikulum... apa sih yang guru mesti ingat dan camkan agar tetap bisa memperhatikan belahan jiwanya itu?

.............



1. Kurikulum dari pemerintah adalah standar minimum isinya adalah hal-hal esensial yang relevan bagi semua siswa 

2. Pemerintah selalu hanya memberikan kerangka dan struktur dasar kurikulum. 

3. Tugas sekolah adalah melakukan kerja bersama internal dan eksternal untuk menyusun sendiri penafsirannya terhadap kurikulum yang ada. 

4. Tiap sekolah mempunyai hak untuk melakukan penafsiran terhadap kurikulum demi menyesuaikan situasi dan kondisi siswa di sekolahnya masing masing. 


Mulai dari mana jika ingin sekolah anda punya kurikulum yang khas dan berciri. 


Silahkan gunakan tahapan ini


1. Identifikasikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan hasil yang menangkap secara spesifik pengetahuan, keterampilan, sikap apa yang harus dapat ditunjukkan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Gunakan taksonomi Bloom sebagai panduan. Taksonomi Bloom adalah model hierarki tujuan pembelajaran yang dapat membantu guru membangun rencana pelajaran.


2. Tentukan apakah bukti bahwa siswa anda sudah menguasai pembelajaran yang anda berikan. Apakah siswa cukup menjawab pertanyaan pada test, mampu menulis laporan, melakukan eksperimen atau membaca data. Guru lah yang mesti mempunyai standar apakah muridnya sudah menguasai materi. Kecerdasan majemuk sangat membantu bagi anda mempunyai cara yang kreatif bagaimana seorang siswa dapat dikatakan 'paham'.


3. Rencanakan test / quis atau ujian yang menarik. Pilih jenis instrumen yang menarik dan membuat siswa terpacu dan tertarik untuk mengerjakan. Jika guru cenderung hanya memberikan satu jenis test seprti soal2 yg bersifat hapalan saja maka siswa akan mudah bosan. Bukan lagi saatnya belajar hanya untuk mengerjakan test  tertulis semata. Perlu ada upaya memvariasikan jenis assesmen. 


4. Membuat RPP/ modul ajar  yang dinamis yang menjadi pedoman dan bukan sekedar naskah biasa. RPP / modul ajar harus dirancang untuk mengarahkan siswa menuju tujuan pembelajaran.


 Dari RPP/ modul ajar  yang ada sudah jelas tugas apa yang harus siswa kerjakan. Guru harus memiliki kebebasan untuk mengubah atau menyesuaikan rencana pelajaran berdasarkan kebutuhan belajar siswanya. 


5. Lakukan terus penyesuaian. Jika sudah ada dokumen kurikulum bercirikan sekolah anda.. lakukan selalu survey kepada guru dan siswa serta orang tua yang menggunakannya. 

KURIKULUM dI revisi tiap dua tahun sekali. Demi memastikan bahwa kurikulum tetap tanggap terhadap perubahan jaman. 


Tugas sekolahlah yang berwenang mengembangkan kurikulum operasional yang relevan dan menjadi panduan bagi guru untuk melakukan pembelajaran di kelas.  Jika sekolah belum mampu. Sekolah bisa duduk bersama dengan sekolah sekolah yang ada dalam gugusnya atau minimal satu kecamatan. 


Hal ini sangat baik dalam rangka mengkondisikan sekolah sekolah disekitar untuk berjalan bersama dalam berinovasi. Meyakinkan dinas pendidikan setempat pun menjadi mudah dikarenakan sebuah hal yang dilakukan bersama sama akan terlihat sebagai upaya perbaikan dan kreativitas.


#Kurikulummerdeka  #kurikulumparadigmabaru #kurikulum2022