Resume pertemuan ke 18 belajar menulis online gelombang ke 8
Oleh Rasita
Bersama nara sumber Dadang Kadarusman, beliau mempunyai
seorang bapak berprofesi sebagai guru SD, ketika itu orang tuanya sering
membawa buku-buku cerita. Dari situlah beliau suka membaca. Dan menulis, sejak
sejak kecil beliau sudah menulis. Alhamdulillah samapai hari ini allah masih
kasih beliau kekuatan untuk menulis.
Marilah kita mulai menulis, menulis jangan kita anggap susah
atau sulit, kalau kita sudah terbiasa nanti bisa menjadi kebiasaan tanpa beban.
Dan janganlah kita kejar menulis supaya
bisa menerbitkan buku, menulislah dengan rasa penuh percaya diri dan penuh semangat
semoga tumbuh kebiasaan, kalau kebiasaan sudah tumbuh dengan baik kita akan
mendapat untung, diantaranya bisa menerbitkan buku, bisa untuk persyaratan
kenaikan pangkat dan bisa mendapat uang.
Nah Dalam forum ini nara sumber mengawali: mungkin saya
hanya bisa membawakan materi sedikit saja karena adanya keterbatan ilmu saya
dan hal-hal lainnya. Namun semoga yang sedikit ini bisa menjadi tambahan
referensi bagi bapak ibu yang ingin meningkatkan kemampuan menulisnya.
Saya rasa perkenalannya cukup sekian dulu ya Om B. Jika
bapak dan ibu ingin mengenal saya lebih lanjut silakan kunjungi website saya
www.dadangkadarusman.com
Bapak ibuk izinkan saya untuk mengkombinasikan antara
menulis dengan pesan suara. Tema kita kali ini adalah tentang MENULIS SETIAP
HARI dan MENERBITKAN BUKU ya
Saya tanya, cara apa yang tidak Anda ketahui itu? Saya tidak
tahu apakah hal itu juga dihadapi oleh bapak ibu di forum ini. Ya cara
menerbitkan buku, jawabnya.
Apa itu yang harus diperbaiki?
Pikiran dia tentang "Cara Menerbitkan buku."
Tapi dari dialog sederhana itu kemudian saya melihat ada 1
aspek yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa
buku
Bapak Ibu ketahuilah bahwa hari ini, menerbitkan buku itu
sangat mudah sekali.
Beda dengan 20 tahun lalu ketika saya pertaman kali ingin
menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu biasa sekali.
Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan
bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya
Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai
pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit.
Kita, tidak perlu mendatangi penerbit lagi, mereka yang datang kepada kita.
Buku-buku saya pada umumnya adalah hasil dari penerbit
datang dan menwarkan untuk menerbitkan naskahnya, Kan enak ya kalau begitu, Nantinya
tinggal bapak ibu aja mau menerbitkannya atau tidak.
So, pembahasan kita
kali ini akan saya fokuskan kepada cara menulis setiap harinya.
Sebab saya percaya
bahwa, penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai
dengan yang mereka cari
Jadi pelajaran
pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Gampang banget.
Lalu bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?
Menulis setiap hari memang mengasyikkan , mari kita menulis
dengan hati yang ikhalas dan dengan rasa penuh senang dan gembira, sebab apabila kita menulis
dengan rasa penuh dengan kesenangan berarti kita bisa menjadi penulis yang
sejati atau sepanjang hayat . Munulis dengan penuh ketergantungan dengan orang
lain, seperti contoh kita mempunyai ide tapi orang lain yang mengembangkan atau
orang lain yang menulisnya itu hanya berjalan beberapa kali saja suatu saat
nanti kita cepat bosan dan berhenti menerbitkan buka.
Bercita-citalah menjadi penulis supaya bisa menerbitkan
buku, jangan bercita-cita menerbitkan buku saja toh akhirnya timbul bosan dan
kita akan berhenti.
Kenapa kita menulis
setiap hari ? banyak alasan tapi saya memilih 3 alasan
1.
Dalam persfektif pembelajaran karena biasa kita
jadi terbiasa, kita akan jadi terampil
Menulis adalah kombinasi antara menulis
menggerakkan jari, apa yang kita pikirkan itu bisa diterjemahkan kedalam
tulisan.
2.
menulis setiap hari itu membantu menjaga
keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita
sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang
kita lihat itu kedalam bentuk tulisan.
dan itu terjadi secara refleks saja.
Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu.
Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa
saja memendam perasaan itu. atau butuh seseorang yang mau mendengarnya,
padahal, belum tentu ada yang mau dengan kan?. Tapi jika dia terbiasa menulis,
maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. yaitu, selembar
kertas dengan pena kalau dulu. kalau
sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana
3.
Yang
ketiga. menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa
menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap
hari adalah; Karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta
bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang
memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara
berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.
Jadi, bapak ibu sekalian. Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis
handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari.
Seberapa banyak? Kalau saya pribadi, 1 hari 1 artikel. Nah
kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya kan
ya. Kan jaman dulu kalau kita mau
mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat
penulis pemula kesulitan. kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk
menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi
saya, ukurannya adalah "1 Artikel".
Artikel itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis
sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya.
Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada
karya tulis ibu bapak yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan
memahaminya. kenapa saya pakai kata
KALAU? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu. Duh, sedih
banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak ada yang baca. Nah, ini penting bapak ibu. Ditahap belajar ini, sebaiknya kita tidak
terlalu baper soal ada yang baca apa nggak.
kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif
kan ya. Kan tidak sedikit orang yang
berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif.
so, yang penting menulis saja dulu. Kalau
tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal
dibaca
Setelah membahas tentang WHY yang
berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu Sekarang kita bahas
WHATnya. WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis? Pertanyaan ini
sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti
ditengah jalan. Jadi mari kita tanyakan
kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa
sih tujuan kita menulis?. Contoh. Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang?
Ada. Dulu, saya pernah berada di level itu.
Saya menulis untuk mendapatkan uang, karena
saya butuh untuk biasa sekolah.
Apakah saya berhasil? Lebih banyak gagalnya
daripada berhasilnya.
lebih banyak naskah yang dikembalikan
redaksi daripada diterbitkan
Saat itulah kemudian saya sadar bahwa,
menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya.
Dan sampai sekarang, saya menulis BUKAN
untuk uang. Bapak ibu boleh nggak
menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. boleh saja. tidak
masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan
yang paling cocok buat kita
Kedua, menulis dengan dorongan INGIN
BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan
jiwa pendidik seperti kita.
Bapak ibu boleh nggak menjadikan uang
sebagai pendorong utama dalam menulis. boleh saja. tidak masalah. Tapi nanti
seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok
buat kita
Kedua, menulis dengan dorongan INGIN
BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan
jiwa pendidik seperti kita.
dulu ketika saya menulis karena uang,
kadang saya kecewa karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka deh
rasanya
Kita juga bisa kecewa jika bayarannya
ternyata tidak seperti yang kita harapkan
maaf waktunya 5 menit lagi,
Royalti penulisan buku misalnya.
Siap
Lalu kalau menulis setiap hari Idenya dari
mana?
Ini pertanyaan banyak orang
Nah ini penting saya sampaikan
Bapak ibu,
segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide.
Tinggal kita olah saja.
pegang teguh prinsip itu
berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam
sistem panca indra dan indra ke 6 kita?
Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA
Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan
kita bisa SAAAANGAT banyak. Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca
indra sekarang?
Ada bunyi AC?
Itu sumber ide
Ada suara seseorang yang lewat didepan
rumah? itu sumber ide
Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh?
semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa
mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan
dan karena rangsangan itu selalu ada setiap
hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari
Saya kira itu pengantarnya dari saya
kita lanjutkan dengan diskusi atau latihan
Om B?
Terima kasih Om Deka.
Setiap saat ada ide disanalah sumber
tulisan kita
Menulislah buat kita, bukan untuk orang
lain, berilah yang terbaik kepada tulisan kita sendiri. Sehingga mendapat yang
terbaik dari kita berikan. Sedangkan pembaca, adalah pihak yang ikut
menikmati manfaat tulisan kita. Dengan
begitu, maka lewat tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih
dahulu. Sambil mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan
diri itu. So teruslah menulis. Karena dengan menulis, kita melayani diri
sendiri dan memberi manfaat untuk orang lain atau teman kita.
Demikianlah Rangkuman saya, mudah-mudahan apa yang di
pelajari hari ini bisa membuahkan hasil yang baik, bisa menjadi penulis
sekaligus bisa menerbitkan buku-buku.
Terima kasih nara sumber dan om Jay yang telah mendampingi
serta Mr.Bams.
tolong Komentarnya ya
ReplyDeleteMANTAAP
ReplyDelete