Sunday, May 3, 2020

Rindu Kampung Halaman


COVID-19 Putra rantau tak bisa pulang 
Dengan mewabahnya Virus Corona membuat seluruh dunia heboh, dan Pemerintah merasa kuatir . akhirnya beberapa Negara menerapkan lokdown dan tak ketinggalan pula Indonesia menerapkan PSBB. Ini tujuannya untuk memutus rantai penularan virus Corona.
Berada dirumah itu treennya sekarang, kumpul dengan keluarga menjadi ke istimewaan sendiri, menjalankan semua kegiatan dari rumah, ber ibadah, belajar/sekolah, bekerja kantoran, belanja makanan, belanja pakaian  dan lain-lain.
Tak pulang kampung itu tekadnya sekarang, walupun batin menolak ya… alllah,  kerinduan dengan kampung halaman selalu di usir dari benak hati dan pikiran , bayangan orang tua yang selalu ceria menanti kepulangan anaknya di depan pintu rumah, bayangan itu terpaksa di usir dari mata.

Saat saya duduk santai sambil menyimak pembelajaran online dari nara sumber, terdengar hp bordering, sesekali saya buka dan saya baca mana yang penting saya pokus untuk membaca tapi yang kurang saya abaikan. Tetapi kali ini lain, kenapa hati saya semangat untuk membuka wa group anak rantau kampung saya, di situ saya melihat ada vedio yang terbaca tulisan  merah hurupnya nama kampung saya “ Desa Keluru”, disinilah  saya tertarik untuk membuka ternyata itu adalah vedio kampung halaman saya dengan musik yang sedih, membuat saya menangis terisak-isak ingat dengan kedua orang tua yang tinggal berdua saja, dan sambil memikir seandainya di hari raya idul fitri nanti mereka kesepian biasanya ramai karena anak, menantu, cucu, dan buyut berkumpul semua setiap tahun.

Kesedihan itu terus berlanjut, tangispun susah di bendung saya ambil air wudhuk saya duduk mebaca al quran beberapa ayat, baru tangis reda.

Saya berusaha untuk menghilangkan kesedihan, dengan mengambil suatu hikmah dibalik COVID-19 ini membuat komunikasi lewat Daring begitu lancar dan sering teleponan dengan orang tua untuk mengingatkan mereka menjaga kesehatan dan jangan terlalu banyak keluar rumah, hal ini dilakukan hampir setiap hari.

Rasanya sulit untuk mengatakan tidak mudik, dimana banyak kenangan yang indah, senang, sedih susah campur aduk menjadi satu, sanak keluarga, tetangga  yang selalu ramah menyapa kita, mengajak doa bersama di rumahnya selih berganti, kadang tak terhitung menit dan jamnya mereka sudah menunggu kita untuk diajak makan bersama. Inilah seninya dikampung halaman ketika lebaran.

Putra rantau yang hampir semuanya pulang membawa  keluarga, sehingga kita saling bersilaturrahmi, yang mana selama ini kita berjauhan sekarang bisa kumpul di satu kampong dengan penuh kegembiraan.
Ingat dengan  kegiatan yang dilakukan di kampung mulai dari kegiatan di bulan puasa, adany  sholat berjemaah lima waktu, tadrus alquran ada beberapa kelompok diantaranya adalah majlis taklim, alhidyah, alfurqon, PKK, dan karang taruna serta anak-anak  serta sebagian buka bersama di masjid. Tak lupa pula MTQ dalam rangka nuzur quran.

Dimalam  lebaran kebiasaan anak muda di kampung menembak dengan bedil bambu memakai karbit dan minyak tanah suaranya memang keras sekali karena menggunakan bambu betung yang sudah tua, untuk mengambil bambu ini secara bergotong royong sekaligus melubangnya dan karbitnya di bantu oleh anak rantau.


Untuk Sholat idul fitri biasanya kumpul di dua tempat sebelum berangkat, untuk dusun lamo, tepi air, parak kerambe dan sawahan kumpul nya di jembatan dusun lama sedangkan dusun baru, kota luar, tanjung ampera serta larik masjid kumpulnya di jambatan dusun baru, nanti jam 7.00 pagi semua penduduk dengan pakain rapi, baju baru telah kumpul semua dengan senang hati dan penuh kegembiraan da nada juga beberapa orang yang selfi- selfi.

Barisan keberangkatan diatur oleh tokoh adat, biasanya yang sudah naik haji dan sudah tua itu paling depan kemudian di ikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat serta masyarakat yang lainnya dan yang paling belakang barisan anak-anak. Setelah rapi barisannya kita berangkat bersama-sama dengan melewati yang kumpul di jembatan dusun baru akan melewati jalan dusun lama, sedangkan yang berbaris di jembatan dusun lama berjalan melewati dusun baru dan nanti akan ketemu serempak di pintu masuk.

Ada yang uniknya lagi khusus yang perempuan untuk sholat hari raya idul fitri tempat duduk untuk sholat sudah disiapkan sehari atau dua hari sebelumnya, termasuk yang tempat duduk keluarga yang lain juga sudah disiapkan. Selesai sholat seluruh masyarakat ziarah di makam nenek moyang yaitu Rio Gilang, dilanjut lagi ke makam umum.

Hari kedua lebaran kegiatannya berdoa kerumah-rumah tetangga secara bergantian dengan makan bersama, bagi yang sudah terbiasa mereka sudah tahu bagai mana cara mensiasati jangan makn terlalu banyak karena sebentar lagi akan ada yang mengajak lagi untuk mendoa dirumahnya, kadang samapi 5 rumah dalam satu hari. Bagi yang tidak terbiasa katakanlah itu orang baru, mungkin baru menikah dengan orang kampong mereka tidak tahu teriknya kadang kewalahan dan terlalu kenyang.

Hari ketiga ziarah atau halal bihalal dengan anak rantau di gedung Pemuda, acaranya banyak sekali dari mulai kesenian, bagi hadiah lomba waktu nuzul quran, dan mencari dana untuk pembangunan. Dan lain-lain.




1 comment: