Dengan mewabahnya Virus Corona membuat seluruh dunia heboh,
dan Pemerintah merasa kuatir .akhirnya beberapa Negara menerapkan lokdown dan
tak ketinggalan pula Indonesia menerapkan PSBB. Ini tujuannya untuk memutus
rantai penularan virus Corona.
Berada dirumah itu treennya sekarang, kumpul dengan keluarga
menjadi ke istimewaan sendiri, menjalankan semua kegiatan dari rumah, ber
ibadah, belajar/sekolah, bekerja kantoran, belanja makanan, belanja
pakaian dan lain-lain.
Tak pulang kampung itu tekadnya sekarang, walupun batin
menolak ya… alllah, kerinduan dengan
kampung halaman selalu di usir dari benak hati dan pikiran , bayangan orang tua
yang selalu ceria menanti kepulangan anaknya di depan pintu rumah, bayangan itu
terpaksa di usir dari mata.
Saat saya duduk santai sambil menyimak pembelajaran online
dari nara sumber, terdengar hp bordering, sesekali saya buka dan saya baca mana
yang penting saya pokus untuk membaca tapi yang kurang saya abaikan. Tetapi
kali ini lain, kenapa hati saya semangat untuk membuka wa group anak rantau
kampung saya, di situ saya melihat ada vedio yang terbaca tulisan merah hurupnya nama kampung saya “ Desa
Keluru”, disinilah saya tertarik untuk
membuka ternyata itu adalah vedio kampung halaman saya dengan musik yang sedih,
membuat saya menangis terisak-isak ingat dengan kedua orang tua yang tinggal
berdua saja, dan sambil memikir seandainya di hari raya idul fitri nanti mereka
kesepian biasanya ramai karena anak, menantu, cucu, dan buyut berkumpul semua
setiap tahun.
Kesedihan itu terus berlanjut, tangispun susah di bendung
saya ambil air wudhuk saya duduk mebaca al quran beberapa ayat, baru tangis
reda.
Saya berusaha untuk menghilangkan kesedihan, dengan
mengambil suatu hikmah dibalik COVID-19 ini membuat komunikasi lewat Daring
begitu lancar dan sering teleponan dengan orang tua untuk mengingatkan mereka
menjaga kesehatan dan jangan terlalu banyak keluar rumah, hal ini dilakukan
hampir setiap hari.
Rasanya sulit untuk mengatakan tidak mudik, dimana banyak
kenangan yang indah, senang, sedih susah campur aduk menjadi satu, sanak
keluarga, tetangga yang selalu ramah
menyapa kita, mengajak doa bersama di rumahnya selih berganti, kadang tak
terhitung menit dan jamnya mereka sudah menunggu kita untuk diajak makan
bersama. Inilah seninya dikampung halaman ketika lebaran.
Putra rantau yang hampir semuanya pulang membawa keluarga, sehingga kita saling
bersilaturrahmi, yang mana selama ini kita berjauhan sekarang bisa kumpul di
satu kampong dengan penuh kegembiraan.
Ingat dengan kegiatan
yang dilakukan di kampung mulai dari kegiatan di bulan puasa, adany sholat berjemaah lima waktu, tadrus alquran
ada beberapa kelompok diantaranya adalah majlis taklim, alhidyah, alfurqon,
PKK, dan karang taruna serta anak-anak
serta sebagian buka bersama di masjid. Tak lupa pula MTQ dalam rangka
nuzur quran.
Dimalam lebaran
kebiasaan anak muda di kampung menembak dengan bedil bambu memakai karbit dan
minyak tanah suaranya memang keras sekali karena menggunakan bambu betung yang
sudah tua, untuk mengambil bambu ini secara bergotong royong sekaligus
melubangnya dan karbitnya di bantu oleh anak rantau.
Untuk Sholat idul fitri biasanya kumpul di dua tempat
sebelum berangkat, untuk dusun lamo, tepi air, parak kerambe dan sawahan kumpul
nya di jembatan dusun lama sedangkan dusun baru, kota luar, tanjung ampera
serta larik masjid kumpulnya di jambatan dusun baru, nanti jam 7.00 pagi semua
penduduk dengan pakain rapi, baju baru telah kumpul semua dengan senang hati
dan penuh kegembiraan da nada juga beberapa orang yang selfi- selfi.
Barisan keberangkatan diatur oleh tokoh adat, biasanya yang
sudah naik haji dan sudah tua itu paling depan kemudian di ikuti oleh
tokoh-tokoh masyarakat serta masyarakat yang lainnya dan yang paling belakang
barisan anak-anak. Setelah rapi barisannya kita berangkat bersama-sama dengan
melewati yang kumpul di jembatan dusun baru akan melewati jalan dusun lama,
sedangkan yang berbaris di jembatan dusun lama berjalan melewati dusun baru dan
nanti akan ketemu serempak di pintu masuk.
Ada yang uniknya lagi khusus yang perempuan untuk sholat
hari raya idul fitri tempat duduk untuk sholat sudah disiapkan sehari atau dua
hari sebelumnya, termasuk yang tempat duduk keluarga yang lain juga sudah
disiapkan. Selesai sholat seluruh masyarakat ziarah di makam nenek moyang yaitu
Rio Gilang, dilanjut lagi ke makam umum.
Hari kedua lebaran kegiatannya berdoa kerumah-rumah tetangga
secara bergantian dengan makan bersama, bagi yang sudah terbiasa mereka sudah
tahu bagai mana cara mensiasati jangan makn terlalu banyak karena sebentar lagi
akan ada yang mengajak lagi untuk mendoa dirumahnya, kadang samapi 5 rumah
dalam satu hari. Bagi yang tidak terbiasa katakanlah itu orang baru, mungkin
baru menikah dengan orang kampong mereka tidak tahu teriknya kadang kewalahan
dan terlalu kenyang.
Hari ketiga ziarah atau halal bihalal dengan anak rantau di
gedung Pemuda, acaranya banyak sekali dari mulai kesenian, bagi hadiah lomba
waktu nuzul quran, dan mencari dana untuk pembangunan. Dan lain-lain.
Di tulis oleh Rasita kepala SDN 16 Penarik
Di tulis oleh Rasita kepala SDN 16 Penarik
dikomentari ya
ReplyDeleteKeren tulisannya. Smg BP ibu sht sll.smg Covit berlalu
ReplyDeleteAda hikmah di balik pandemi, jadi bisa nulis. Kreatif sekali.
ReplyDeleteBudaya pulang kamoung yg indah. ..
ReplyDeleteJadi kepingin pulang kampung saya Bu...
ReplyDeleteSalam,
Nadiya