Mengambil
hikmahnya libur di COVID-19
Mewabahnya COVID-19 di dunia, membuat semua
orang pada ketakutan, takut mengganggu kesehatan, ekonomi, ibadah, sekolah,
pekerjaan dan lain-lain.
Tak ketinggalan bangsa Indonesia Presiden beserta
pembantunya, seperti para mentri-mentri, Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa, DPR,
DPD dan DPRD semua bergandeng tangan untuk mencari solusi terbaik.
Pada bulan maret Presiden mengeluarkan
peraturan tentang kedaruratan kesehatan terhadap COVID-19, disusul lagi oleh
mentri-mentri sesuai dengan bidang masing-masing juga turut serta mengeluarkan
edaran, diantaranya menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadein Makarim untuk
meliburkan sekolah selama 14 hari.
Kepala daerah Gubernur dan Bupati menindak
lanjuti peraturan Presiden tentang kedaruratan kesehatan dengan membuat surat
edaran juga, dengan isi surat edarannya adalah meliburkan sekolah selama 14
hari.
Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan
mengedarkan kesekolah-sekolah lewat wa group, pihak sekolah mengumpulkan semua
guru dan staf untuk membahas surat edaran tersebut dengan membuat program
darurat dalam rangka mengatasi pembelajaran tetap berlaku walaupun dimana saja
ruang kelasnya, entah itu dirumah.
Bagai mana sistem pembelajaran berlangsung ?
tentu timbul pertanyaan, kalau di pikir – pikir tidak ada yang lebih efektif
kecuali belajar online, Pembelajaran online ini apakah bisa diterima semua
pihak ? timbul lagi pertanyaan seperti guru, sisw dan orang tua. Kita menyadari
bahwa tidak semuanya mempunyai ekonomi yang baik, ada yang kaya munkin bisa
menerima, bagi yang miskin belum tentu bisa menerima dan juga walau dia kaya
tapi tidak menguasai IT bagai mana pula. Inilah PR besar bagi pihak sekolah dan
Kepala Sekolah putar otak mengatasi hal ini.
Tapi melalui rapat dengan dewan guru dan staf
ada yang memberi pendapat, bagi yang punya HP dan mampu kita buat saja wa group
dan bagi yang tidak punya HP dan tidak mampu kita suruh bertanya pada teman
yang terdekat untuk mengerjakan tugas.
Jadi semua menyepakati cara- cara seperti
itu, akhirnya guru semuanya membuat program belajar dari rumah atau belajar
daring/ online.
Segi
Positif COVID-19
Dengan adanya COVID-19 dapat kita ambil
hikmahnya terutama desegi pembelajaran Daring yang semula hampir semua guru dan
siswa hanya mengenal belajar dengan tatap muka dan berada di ruang kelas saja
sekarang tidak lagi, dulu orang tua kurang peduli dengan anaknya tentang
sekolahnya dan pembelajarannya, sekarang sudah ikut mendampinginya bahkan
mereka tahu bagai man susahnya mengajar dan membimbing.
Menurut (Pak Indra Charismiadi) mengatakan “
Banyak hal yang menarik, lucu, maupun yang terjadi dalam proses belajar
Daring/online ini. Bisa dilihat bagai mana gagapnya sebagian para pendidik,
sterntya sebagiannya orang tua yang mendampingi anak – anaknya belajar dirumah,
dan tentunya bagai mana siswa kebingungan menghadapi tumpukan tugas yang aneh-
aneh dari para pendidik yang sedang gaptek. Namun demikian guru yang tadinya
gaptek di paksa oleh situasi untuk belajar dan belajar menggunakan teknologi “
awal terpaksa akhirnya terbiasa dan mungkin akan jadi ketagihan.
Menurut yang di sampaikan oleh pak (Renald
Kasali) dalam webinar yang di
selenggarankan oleh PGRI tentang ”Slef driving di era baru Pendidikan”
Pola efektif belajar dari rumah. Dalam hari pendidikan nasional tahun 2020,
bahwa sebuah kesulitan akan memaksa manusia untuk berobah. Kita di paksakan
untuk merobah system oleh VOVID-19 atau Virus Corona. Dalam mengahadapi perubahan
itu, kita sebagai guru perlu punya komitmen untuk memulai perobahan dan
konsisten
menjalaninya jangan pernah takut dengan kesulitan, karena kesulitanlah yang
dapat menimpa manusia. Wabah ini telah merubah system pendidikan di Indenesia
menjadi pembelajaran jarak jauh. Semua pihak mau tidak mau harus mengikutinya. Untuk
menjalankan pembelajaran jarak jauh, di perlukan metode baru, berbeda dengan system
tatap muka yang biasanya mengandalkan ceramah dan interaksi langsung, karena
kita baru menjalankan system ini, banyak pihak yang keberatan terutama dari
pihak orang tua, berbagai keluhanpun bermunculan.
Menurut pendapat (Gus Nadir) wabah in
justru membawa hikmah luar biasa. Dari sisi eko system lingkungan dan alam,
langit kembali biru, aliran sungai kembali jernih karena berkurangnya polusi
udara dan sampah limbah akibat pabrik-pabrik berhenti beroperasi.
Pantai menjadi bersih dari dari
sampah plastic, ikan berenang gembira karena tak lagi diganggu kapal pesiar
mewah. Burung terdengar bersahutan karena jalan raya tak lagi brisik dengan
suara knalpot dan klakson.
Keluarga yang selama ini tak pernah
duduk makan bersama dan saat bertemu biasanya hanya uang dan kerja yang di
bahas, kini lebih banyak berkumpul dirumah beribadah dan beraktivitas bersama
keluarga.
Gus nadir pun mengutif ayat ( Q.S albaqarah) 286 yang berbunyi: “ Allah tidak membebani seseorang itu
melainkan sesuai dengan kesanggupan “
Kesimpulannya dengan adanya COVID-19
ini dapat kita petik hikmahnya adalah didalam pembelajaran selama ini banyak
yang tatap muka, memberi penjelasan yang begitu panjang, dengan adanya libur
dan belajar dirumah jadi pola belajar kurikulum 13 yang siswa aktif, kreatif,
guru aktif, kreatif dan orang tua terlibat untuk membantu sekarang sudah
terbukti, mereka ikut mendampingi siswanya
belajar, dan merekapun merasakan betapa susahnya mendidik dan mengajar.
Linkungan alam selama ini sangat
besar pencemarannya, sekarang mulai berkurang, aktifitas dijalanan berkurang
sehingga sunyi dan sepi, pasar-pasar dan toko-toko ramai, sunagi-sungai bersih,
samapah berkuarang, hewan-hewan merasa senang tidak ada lagi yang
mengusiknya.tanaman dan rumput tumbuh subur tidak ada yang memijak dan
memetiknya.
Demikianlah artikel yang dapat saya
buat, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua, terima kasih ….. penulis
Rasita SDN 16 Penarik.
tolong komentarnya
ReplyDelete