Saturday, May 23, 2020

LEBARAN DI RANTAU

Sedih ketika mendengar Takbir dan Tahmit






Dengan mengumandangkan takbir dan tahmit di pagi hari ini, membuat detak jantung ku berdebar, hatiku bersedih serta air mata mengalir, ingat dengan kampung halamanku, ingat dengan  kedua orang tuaku yang sudah tua,  hanya tinggal berdua saja, ingat dengan sanak keluarga dan ingat dengan pusara yang setiap tahun kami berdoa diatasnya. dan juga setiap tahun pula kedua orang tua selalu di temani oleh anak cucunya ketika berlebaran. tak terbendung rasanya air mata mengalir mengenang hal ini,. apa lagi melihat postingan video kegiatan menjelang sholat Ied yang di kirim oleh masyarakat Desa Kampung halaman .... ya Allah beri ke kuatan kami.


Lebaran jauh di perantauan, terasa berat ketika harus menjalaninya, selalu ingat dengan tradisi keluarga dan tradisi desa di kampung halaman saat berlebaran. Sholat Ied  dengan cara berangkat bersama – sama dari satu titik berkumpul seluruh masyarakat. Kemudian  di pandu oleh tokoh masyarakat dengan tertitib,  barisan itu melangkah dengan santai menuju Mesjid, kadang tidak terasa sudah sampai di masjid karena asyik bercerita dengan teman dan keluarga saat berjalan menuju masjid.

Sehabis sholat Ied seluruh Masyarakat berkumpul di makam nenek moyang Rio Gilang di depan masjid, untuk berdoa menolong arwahnya. Setelah itu dilanjut ke Makam keluarga masing – masing  masyarakat,  dengan mempunyai kelompok -  kelompok untuk membaca doa diatas pusara keluarga  yang telah meninggal. Itulah tradisi di kampung saya,  yang sulit rasanya saya lupakan.





Di lebaran ke tiga   tradisi di Desa ku adalah halal bihalal dengan putra rantau, yang mana tempat pelaksanaan adalah di gedung Pemuda desa Keluru, bermacam – macam kegiatan dilaksanakan kesenian daerah seperti tarian, seruling bambu kemudian ada juga pembagian hadiah lomba MTQ mulai dari tingkat anak – anak sampai dewasa. Mengumpul sumbangan dana untuk pembangun desa Dan lain – lain.



Baru kali ini merasakan Tidak bisa berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara, di hari yang berbahagia “hari raya idul fitri”. Hanya ucapan Minal aidin walfaizin dari jauh yang dapat saya sampaikan. Lewat video call dan wa salah satu untuk mengusir kerinduan.

Lebaran merupakan yang membahagiakan karena saatnya merayakan kemenangan setelah sebulan penuh kita berpuasa. Hari raya  Idul fitri akan sangat berkesan apa bila di rayakan bersama keluarga, namun saat ini hari raya idul fitri harus berada di rumah dan tidak bisa kemana-mana apalagi lagi harus pulang kampung untuk merayakan

Corona telah mengunci kita untuk tidak bisa idul fitri di kampung halaman, kondisi ini harus diterima dengan ikhlas walaupun pahit yang di rasakan, yang penting bagi kita keselamatan jiwa lebih utama di perhatikan.

Sekarang saya hanya bisa mengenang masa yang lalu dengan membuka kenangan saat berlebaran tahun lalu bersama keluarga, kunjung mengujungi dan saling berjabat tangan dan  menyantap makanan tradisi.


Dengan ucapan minal aidin walfa izin, mohon maaf lahir dan bathin untuk semua keluarga dan sanak keluarga serta seluruh masyarakat terutama di kampung halaman, desa Keluru yang kurindukan. kami di rantau sedih, keluarga yang di kampung pun sedih ini terlihat dan terdengar dari kita  kontak lewat HP, kuatkan hati kita untuk menahan kesedihan mudah - mudahan kita bisa bertemu lebaran tahun depan. 

5 comments:

  1. Sedih membacax teringat ayah bunda dan anak cucu nan jsuh disana.

    ReplyDelete
  2. sama bu ...sedih rasanya tdk bisa mudik...jauh dr kluarga...




    kunjungi blog saya juga ya bu...
    nazmaaufa.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin

    ReplyDelete
  4. Keadaan yang membuat kita tidak berlebaran di kampung, kita doakan semoga kita berada di rabtau maupun yang berada di kampung berada dalam keadaan sehat wal'afiat. Mohon maaf lahir dan bathin.

    ReplyDelete