Dengan mengumandangkan takbir dan tahmit di pagi hari ini,
membuat detak jantung ku berdebar, hatiku bersedih serta air mata mengalir,
ingat dengan kampung halamanku, ingat dengan
kedua orang tuaku yang sudah tua, hanya tinggal berdua saja, ingat dengan sanak keluarga dan
ingat dengan pusara yang setiap tahun kami berdoa diatasnya. dan juga setiap tahun pula kedua orang tua selalu di temani oleh anak cucunya ketika berlebaran. tak terbendung rasanya air mata mengalir mengenang hal ini,. apa lagi melihat postingan video kegiatan menjelang sholat Ied yang di kirim oleh masyarakat Desa Kampung halaman .... ya Allah beri ke kuatan kami.
Lebaran jauh di perantauan, terasa berat ketika harus menjalaninya,
selalu ingat dengan tradisi keluarga dan tradisi desa di kampung halaman saat
berlebaran. Sholat Ied dengan cara
berangkat bersama – sama dari satu titik berkumpul seluruh masyarakat. Kemudian
di pandu oleh tokoh masyarakat dengan
tertitib, barisan itu melangkah dengan
santai menuju Mesjid, kadang tidak terasa sudah sampai di masjid karena asyik
bercerita dengan teman dan keluarga saat berjalan menuju masjid.
Sehabis sholat Ied seluruh Masyarakat berkumpul
di makam nenek moyang Rio Gilang di depan masjid, untuk berdoa menolong arwahnya. Setelah itu dilanjut
ke Makam keluarga masing – masing masyarakat, dengan mempunyai kelompok - kelompok
untuk membaca doa diatas pusara keluarga yang telah meninggal. Itulah tradisi di kampung saya, yang sulit
rasanya saya lupakan.
Di lebaran ke tiga tradisi di Desa ku adalah halal bihalal dengan
putra rantau, yang mana tempat pelaksanaan adalah di gedung Pemuda desa Keluru, bermacam –
macam kegiatan dilaksanakan kesenian daerah seperti tarian, seruling bambu kemudian
ada juga pembagian hadiah lomba MTQ mulai dari tingkat anak – anak sampai
dewasa. Mengumpul sumbangan dana untuk pembangun desa Dan lain – lain.
Baru kali ini merasakan Tidak bisa berkumpul dengan orang
tua dan sanak saudara, di hari yang berbahagia “hari raya idul fitri”. Hanya ucapan
Minal aidin walfaizin dari jauh yang dapat saya sampaikan. Lewat video call dan
wa salah satu untuk mengusir kerinduan.
Lebaran merupakan yang membahagiakan karena saatnya
merayakan kemenangan setelah sebulan penuh kita berpuasa. Hari raya Idul fitri akan sangat berkesan apa bila di
rayakan bersama keluarga, namun saat ini hari raya idul fitri harus berada di
rumah dan tidak bisa kemana-mana apalagi lagi harus pulang kampung untuk
merayakan
Corona telah mengunci kita untuk tidak bisa idul fitri di
kampung halaman, kondisi ini harus diterima dengan ikhlas walaupun pahit yang
di rasakan, yang penting bagi kita keselamatan jiwa lebih utama di perhatikan.
Sekarang saya hanya bisa mengenang masa yang lalu dengan
membuka kenangan saat berlebaran tahun lalu bersama keluarga, kunjung
mengujungi dan saling berjabat tangan dan menyantap makanan tradisi.
Sedih membacax teringat ayah bunda dan anak cucu nan jsuh disana.
ReplyDeleteSelamat Hari Raya Idul Fitri bu
ReplyDeletesama bu ...sedih rasanya tdk bisa mudik...jauh dr kluarga...
ReplyDeletekunjungi blog saya juga ya bu...
nazmaaufa.blogspot.com
Selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin
ReplyDeleteKeadaan yang membuat kita tidak berlebaran di kampung, kita doakan semoga kita berada di rabtau maupun yang berada di kampung berada dalam keadaan sehat wal'afiat. Mohon maaf lahir dan bathin.
ReplyDelete